Berbicara masalah pengangguran tentunya berkaitan dengan masalah lapangan pekerjaan yang masing sangat minim sehingga tidak mampu menyerap seluruh angkatan kerja setiap tahunnya. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah Pengangguran Terbuka berdasarkant Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan 2004, 2005, 2006, 2007, 2008, 2009 dan 2010 pada bulan Agustus 2010 mencapai 8,319,779 juta orang.
Untuk menekan angka pengangguran yang semakin tinggi, maka diperlukan penciptaan lapangan kerja baru sebanyak-banyaknya. Masuknya investor memang diyakini mampu mengurangi tingkat pengangguran yang ada, namun dalam situasi krisis global seperti sekarang ini, sangat sulit mengharapkan investor baru masuk, bahkan banyak diantara investor lama yang tidak mampu bertahan. Untuk itu diperlukan pengembangan wirausaha yang diharapkan akan mampu mengurangi pengangguran, menangkal arus globalisasi ketenagakerjaan asing yang masuk ke Indonesia, serta meningkatkan angka pertumbuhan ekonomi Indonesia
.
Dalam situasi sulit seperti ini, adalah lebih bijaksana jika kita tidak menyalahkan siapapun. Pemerintah telah berusaha semaksimal mungkin untuk menciptakan kondisi yang dapat menarik investor menanamkan modalnya. Para investor yang akan berinvestasi akan melihat prospek serta kondisi pasar investasi yang mereka tanamkan. Dan sudah bukan menjadi rahasia lagi bahwa sejak sebelum krisis pun Indonesia sudah kalah dengan negara-negara tetangga dalam hal kenyamanan investasi. Angka pengangguran yang tinggi merupakan tangung jawab kita bersama. Salah satu bentuk tanggung jawab kita adalah dengan cara tidak ikut ambil bagian menjadi pencari kerja. Dengan kata lain, kita dituntut untuk menjadi wirausahawan yang mampu menciptakan lapangan kerja sendiri sehingga mampu mengurangi angka pengangguran di negeri kita ini.
Saat ini wirausaha di Indonesia masih sangat minim, angka terakhir dari BPS menunjukkan bahwa wirausaha di Indonesia baru menunjukkan 0,18 % dari total seluruh populasi. Sedangkan untuk standar negara maju, angka wirausahanya berkisar pada angka 2 %. Indonesia tertinggal jauh dengan Singapura yang memiliki wirausaha sebesar 7 % dari total populasi 40 juta jiwa.
Minimnya wirausaha ini disebabkan karena adanya mental untuk jadi pegawai yang sudah tertanam dan menjadi penyakit secara turun-temurun dari bangsa Indonesia. Di samping itu, sistem pendidikan kita memang tidak dirancang untuk memberikan bekal wirausaha kapada siswa-siswinya. Para siswa dan mahasiswa hanya mengejar nilai dan mereka berlomba-lomba untuk memperoleh nilai terbaik agar kelak dapat memperoleh pekerjaan dengan mudah. Sistem pendidikan yang seperti ini justru mengarahkan pada meningkatnya angka pengangguran karena para lulusan akan menyerbu pasar kerja yang tidak mungkin dapat menampung jumlah mereka seluruhnya.
Wirausahawan di Indonesia yang masih sangat minim menunjukkan bahwa betapa negeri ini masih membutuhkan wirausahawan-wirausahawan baru yang dapat meningkatkan angka pertumbuhan ekonomi. Melalui wirausaha diharapkan mampu meningkatkan sektor riil dan menjadi solusi perbaikan ekonomi karena sektor riil diyakini sebagai sektor yang paling mampu bertahan pada kondisi krisis global seperti sekarang ini.
Untuk menjadi wirausahawan, modal dasarnya adalah mental dan sikap kewirausahaan yang harus tertanam kuat agar menjadi wirausahawan yang tangguh dan ditunjang dengan inovasi dan kreatifitas untuk selalu meningkatkan nilai tambah.
Wirausaha memberikan peluang untuk meraih kesuksesan yang besar, meskipun risikonya juga tidak kecil. Selalu ada risiko akan kerugian dan ketidakpastian pasar. Selalu ada persaingan pasar dan yang kalah pasti akan tenggelam. Akan tetapi jika kita memilih untuk menjadi pencari kerja, maka risikonya juga besar, bahkan lebih besar daripada wirausahawan. Selalu ada risiko besar akan pemutusan hubungan kerja (PHK), dan juga akan selalu ada persaingan yang dimulai sejak pertama kali melamar pekerjaan.
Tangung jawab ada di tangan kita dan kita juga yang mengambil keputusan APAKAH KITA AKAN MENJADI PELAMAR KERJA DAN MENJADI ORANG GAJIAN, ATAU MENJADI PENGANGGURAN KARENA LAPANGAN PEKERJAAN YANG TERSEDIA TIDAK DAPAT MENAMPUNG KITA, ATAU MENJADI WIRAUSAHAWAN YANG DAPAT MENAMPUNG DAN MENGGAJI PARA PENCARI KERJA SEHINGGA DAPAT MENGURANGI PENGANGGURAN. Semuanya tergantung kita sebagai mahluk yang memiliki akal yang tidak akan pernah kehabisan kreasi dan inovasi untuk terus berkembang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar